USULAN
PENELITIAN
KARAKTERISTIK
ARMADA PENANGKAPAN JARING INSANG (GILL
NET) DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUAN
PANJI SAKTI
PRATAMA
4443101578
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kapal
merupakan salah satu sarana terpenting dalam usaha penangkapan ikan yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha
penangkapan ikan. Desain dan konstruksi kapal harus sesuai dengan alat tangkap
ikan yang akan di operasikan sehingga keberhasilan dan kelancaran operasi
penangkapan lebih terjamin.
Di Labuan Banten terdapat banyak kapal-kapal perikanan dengan alat
tangkap yang beragam, seperti kapal gill
net, kapal pursein, kapal arad,
kapal dogol dan lain-lain. Di PPP Labuan terdapat banyak kapal-kapal perikanan
yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Labuan, bukan hanya kapal-kapal
perikanan di daerah sekitar Labuan saja, tetapi banyak juga kapal-kapal
perikanan diluar Labuan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Labuan.
Jumlah kapal-kapal perikanan yang terdaftar di desa Teluk kecamatan Labuan yang
berada di PPP Labuan berjumlah 513 kapal, sedangkan jumlah kapal gill net hanya ada 8 kapal saja.
Desain dan konstruksi
kapal gill net biasanya sangatlah
sederhana, dan umumnya kapal gill net
pun berukuran tidak terlalu besar, sehingga memudahkan dalam melakukan
pengukuran. Penelitian tentang desain dan konstruksi kapal perikanan belum
banyak dilakukan, dan hasil yang di dapat dari penelitian ini sangatlah berguna
untuk pembuatan kapal perikanan, khususnya kapal gill net untuk kedepannya, itu sebabnya penulis mengambil judul
penelitian tentang desain dan konstruksi kapal perikanan.
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
1) Mengetahui
ukuran dimensi utama kapal gill net di
PPP Labuan.
2) Menyusun
sebaran karakteristik kapal gill net di
PPP Labuan.
1.3
Manfaat Penelitian
Manfaat
yang di peroleh dari penelitian ini adalah tersedianya data yang tepat dan
akurat tentang karakteristik kapal gill
net yang berada di PPP Labuan sebagai informasi dalam pembangunan kapal gill net di masa mendatang.
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kapal Perikanan
Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan dalam
usaha menangkap ikan atau mengumpulkan sumber daya perairan,
pekerjaan-pekerjaan riset, guidance, training, kontrol dan
sebagainya yang berhubungan dengan usaha tersebut (Ayodhyoa 1972). Seperti
disajikan pada Gambar 1
Gambar 1 Kapal perikanan tradisional
(Ginting 2011)
2.1.1
Faktor
yang mempengaruhi desain kapal
Desain
kapal dijelaskan sebagai proses penentuan spesifikasi dan menghasilkan
gambar-gambar suatu obyek untuk keperluan pembuatan dan pengoperasiannya (Fyson
1985). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi desain kapal ikan dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sumber
daya yang tersedia
2. Alat
dan metode penangkapan
3. Karakteristik
geografi suatu daerah penangkapan
4. Seaworthiness
kapal dan keselamatan anak buah kapal
5. Peraturan-peraturan
yang berhubungan dengan desain kapal ikan
6. Pemilihan
material yang tepat untuk kontruksi
7. Penanganan
dan penyimpanan hasil tangkapan dan
8. Faktor-faktor
ekonomi
Sesuai dengan perbedaan jenis kapal perikanan, maka desain
dan konstruksi kapal dibuat berbeda-beda dengan memperhatikan syarat teknis
pengoperasian kapal perikanan tersebut.
2.1.2
Karakteristik
kapal perikanan
Kapal perikanan
juga memiliki karakteristik yang dapat membedakan kapal perikanan dengan kapal
lainnya (Ayodhyoa 1972)
1. Kecepatan
kapal
Kecepatan yang
dibutuhkan kapal perikanan disesuaikan dengan kebutuhan penangkapan.
2. Olah
gerak kapal
Olah gerak
khusus yang dilakukan secara baik pada saat pengoperasian. Hal tersebut
meliputi kemampuan steerability yang baik, radius putaran (turning
cycle), dan daya dorong (propulsive engine) yang dapat mudah
bergerak maju dan mudur.
3. Kelayak
lautan kapal
Meliputi hal
seperti ketahanan dalam melawan kekuatan angin dan gelombang, stabilitas yang
tinggi yang tinggi, serta daya apung yang cukup. Hal ini diperlukan untuk
menjamin dalam pelayaran dan operasi penangkapan ikan.
4. Luas
lingkup area pelayaran
Luas lingkup
yang dimaksud adalah luas area pelayaran yang ditentukan oleh pergerakan
kelompok ikan, daerah, musim ikan, dan migrasi.
5. Konstruksi
Konstruksi kapal
perikanan yang kuat sangat diperlukan karena dalam operasi penangkapan ikan,
kapal akan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah. Kontruksi kapal
harus mampu menahan getaran mesin yang timbul.
6. Mesin
penggerak
Kapal perikanan
membutuhkan tenaga mesin penggerak yang cukup besar, tetapi volume mesin dan
getaran yang dihasilkan diusahakan harus kecil.
7. Fasilitas
penyimpanan dan pengolahan ikan
Umumnya kapal
ikan dilengkapi dangan fasilitas penyimpanan seperti: cool room, freezing
room, processing machine.
8. Mesin
bantu penangkapan (fishing
equipment)
Fishing
equipment berbeda untuk setiap
kapal, tergantung dari jenis alat tangkap yang digunakan.
2.1.3 Syarat-syarat kapal perikanan
Nomura dan Yamazaki (1977)
menjelaskan tentang syarat-syarat yang harus dimiliki dan perencanaan
pembangunan kapal perikanan agar dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan
standar Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki kekuatan
struktur badan kapal.
2.
Memiliki keberhasilan
operasi penangkapan ikan.
3.
Memiliki
stabilitas yang tinggi. dan
4.
Memiliki
fasilitas penyimpanan hasil hasil tangkapan ikan.
2.2 Jaring Insang ( Gill Net )
Gill net sering disebut
juga sebagai “jaring insang”. Dalam bahasa Jepang, gill net disebut
dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya
ikan-ikan pada gill net, ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut
“menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di indonesia, penanaman gill net
ini ber aneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang
tertangkap (jaring karo, jaring udang, dan sebagainya), ada pula yang disertai
dengan nama tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhyoa 1981).
Pengertian
dari jaring insang (gil net) yang umum berlaku di Indonesia adalah satu
jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi
panjang dimana mata jaring dari bagian utama ukurannya sama, jumlah mata jaring
ke arah panjang atau ke arah horizontal / Mesh Length (ML) jauh lebih
banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam / Mesh
Dept (MD). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan di bagian bawah
dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers)
sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang
dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak (Ayodhyoa 1981). Gill net
disajikan pada Gambar 2
Gambar 2 Bagian gill net (Stewart 1986)
2.2.1
Metode pengoperasian gill net
Sebelum operasi penangkapan di mulai, semua peralatan dan perbekalan
yang diperlukan untuk menangkap ikan dengan menggunakan gill net harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di
atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah
menurunkannya. Metode operasi penangkapan ikan dengan menggunakan gill net dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu “setting”, “immersing”, dan
“hauling” (Ayodhyoa 1981).
1. Lama penebaran jaring “setting”
2. Lama perendaman jaring “immersing”
3. Lama penarikan jaring “hauling”
2.2.2 Konstruksi gill net
Menurut Ayodhyoa
(1974) bahwa konstruksi umum gill net ialah jaring yang berbentuk
persegi panjang yang mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh
jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan
kata lain, jumlah mesh depth lebih
sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh
size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian
atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah diletakkan
pemberat (sinker). Dengan menggunakan gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy
dari float yang bergerak menuju ke atas dan sinking force dari
sinker diditambah dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju
ke bawah, maka jaring akan terbentang. Detail konstruksi, kedua ujung jaring
diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera
atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring.
Karakteristik, gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi
dengan pelampung yang terbuat dari plastik, pemberat pemberat yang terbuat dari
timah, tali ris atas dan tali ris bawah yang bahannya terbuat dari plastik.
Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik
udang maupun ikan.
2.3 Penelitian
Terdahulu yang Relevan
Penelelitian yang
berkaitan dengan konstruksi kapal perikanan sebelumnya telah dilakukan oleh Deni
Ramadhani (2004) dengan judul ”Keragaan Dimensi dan Koefisien Bentuk Badan
Kapal Ikan di Beberapa Daerah di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian
besar kapal-kapal ikan memiliki dimensi dan koefisien bentuk yang belum sesuai
dengan nilai acuanyang ada.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan
dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2014 yang bertempat di
Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten. Penelitian ini dimulai dari tahap penyusunan proposal,
persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian analisis data dan penulisan
skripsi. Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan pada Tabel 1.
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
||||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
||
1
|
Penyusunan proposal
|
|
|
|
|
|
2
|
Persiapan penelitian
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan penelitian
|
|
|
|
|
|
4
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
5
|
Penulisan Skripsi
|
|
|
|
|
|
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang
digunakan pada saat penelitian yaitu: Alat ukur panjang (meteran) untuk
mengukur panjang kapal, lebar kapal dan dalam kapal, alat tulis, untuk mencatat
data-data yang di peroleh dari lapangan, laptop atau computer, untuk mengolah
data dan membuat tabel dan kamera, untuk mengambil gambar pada saat di
lapangan.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survey
dan observasi lapang, Metode digunakan untuk mendapatkan informasi secara
langsung tentang gambaran desain dan konstruksi dari kapal yang akan diteliti,
dengan mewawancarai langsung si pemilik kapal dan langsung mengukur konstruksi
kapal yang berada di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan Banten.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengamatan
ini akan mulai dilakukan pada saat datang ke pelabuhan perikanan dan
mengelompokan kapal gill net yang
berada di pelabuhan, dan mengukur bagian-bagian utama kapal, seperti panjang,
lebar, dan dalam kapal, serta mesin dan dimensi alat tangkap yang digunakan di
kapal tersebut.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Hubungan antara kapal dengan
alat tangkap
Hubungan
antara kapal dengan alat tangkap sangatlah berhubungan dan saling keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Karena konstruksi atau desain kapal akan memudahkan
atau tidaknya pengoperasian suatu alat tangkap. Mulai dari penebaran jaring (setting), lama perendaman jaring (immersing), dan penarikan jarring (hauling).
3.5.2 Bagian-bagian kapal
Kapal pada umumnya mempunyai kerangka atau
bagian-bagian utama seperti yang disajikan pada Gambar 3
|
|
Gambar 3 Bagian-bagian utama kapal
perikanan (Rahman 2009)
3.5.3 Dimensi utama kapal
Kapal
memiliki dimensi-dimensi utama, dan bagian-bagian khusus pada perdimensinya,
seperti
1) Panjang
Kapal
a) LOA
( Length Over All )
b) LPP
atau LBP ( Length Perpendicular atau Length Between Perpendicular )
c) LWL
( Length of Water Line )
2) Lebar
Kapal
a) Bmax
( Breadth maksimum )
b) Bmoulded
( Breadth moulded )
3) Dalam/Tinggi
Kapal
a) D
( Depth )
b) d
( draft )
|
|
|
Gambar
4 Dimensi utama kapal (Muharam 2011)
DAFTAR
PUSTAKA
Agustinus P. Anung. 1993. Pembuatan Kapal
Penangkapan Ikan Dari Kayu Oleh Galangan Tradisional di Labuan-Jawa Barat.
Jakarta: Balikanlut. 10 hal.
Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan.
Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97 hal.
Fauziyah, dkk. 2011. Model Produktivitas Hasil
Tangkapan Bottom Gill Net di
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Vol.
14 No. 3 : 56-60.
Ginting N. Rio Fani. 2011. Kondisi Dan Potensi
Pengembangan Kepelabuhanan Perikanan Di Kabupaten Subang. (Skripsi). Bogor:
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. 129 hal.
Muhuram, Syamsul Arif. 2011. Desain dan Konstruksi
Kapal Fibreglass di PT.Carita Boat
Indonesia Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten. (Skripsi). Bogor : Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. 81 hal.
Nomura, M dan T Yamazaki. 1977. Fishing Techniques. Tokyo : Japan
International cooperation agency (JICA) hal 175-206.
Rahman, A.F. 2009. Tingkat Keakurasian Konstruksi
Gading-gading Kapal Kayu Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru,
Bulukumba, Sulawesi Selatan. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor:
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ramadhani, D. 2004. Keragaan Dimensi dan Koefisien
Bentuk Badan Kapal Ikan di Beberapa Daerah di Indonesia. [Skripsi] (tidak
dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dimohon masukan nya untuk usulan penelitian saya ini...
Terima Kasih