Selasa, 26 November 2013

USULAN PENELITIAN PANJI SAKTI PRATAMA (4443101578)



USULAN PENELITIAN


KARAKTERISTIK ARMADA PENANGKAPAN JARING INSANG (GILL NET) DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUAN












PANJI SAKTI PRATAMA
4443101578






JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013





1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Kapal merupakan salah satu sarana terpenting dalam usaha penangkapan ikan  yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha penangkapan ikan. Desain dan konstruksi kapal harus sesuai dengan alat tangkap ikan yang akan di operasikan sehingga keberhasilan dan kelancaran operasi penangkapan lebih terjamin.
   Di Labuan Banten terdapat banyak kapal-kapal perikanan dengan alat tangkap yang beragam, seperti kapal gill net, kapal pursein, kapal arad, kapal dogol dan lain-lain. Di PPP Labuan terdapat banyak kapal-kapal perikanan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Labuan, bukan hanya kapal-kapal perikanan di daerah sekitar Labuan saja, tetapi banyak juga kapal-kapal perikanan diluar Labuan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Labuan. Jumlah kapal-kapal perikanan yang terdaftar di desa Teluk kecamatan Labuan yang berada di PPP Labuan berjumlah 513 kapal, sedangkan jumlah kapal gill net hanya ada 8 kapal saja.
Desain dan konstruksi kapal gill net biasanya sangatlah sederhana, dan umumnya kapal gill net pun berukuran tidak terlalu besar, sehingga memudahkan dalam melakukan pengukuran. Penelitian tentang desain dan konstruksi kapal perikanan belum banyak dilakukan, dan hasil yang di dapat dari penelitian ini sangatlah berguna untuk pembuatan kapal perikanan, khususnya kapal gill net untuk kedepannya, itu sebabnya penulis mengambil judul penelitian tentang desain dan konstruksi kapal perikanan.



1.2 Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1)      Mengetahui ukuran dimensi utama kapal gill net di PPP Labuan.
2)      Menyusun sebaran karakteristik kapal gill net di PPP Labuan.

1.3 Manfaat Penelitian
            Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah tersedianya data yang tepat dan akurat tentang karakteristik kapal gill net yang berada di PPP Labuan sebagai informasi dalam pembangunan kapal gill net di masa mendatang.  


2       TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal Perikanan
Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan dalam usaha menangkap ikan atau mengumpulkan sumber daya perairan, pekerjaan-pekerjaan riset, guidance, training, kontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha tersebut (Ayodhyoa 1972). Seperti disajikan pada Gambar 1

 

Gambar 1 Kapal perikanan tradisional (Ginting 2011)

2.1.1        Faktor yang mempengaruhi desain kapal
Desain kapal dijelaskan sebagai proses penentuan spesifikasi dan menghasilkan gambar-gambar suatu obyek untuk keperluan pembuatan dan pengoperasiannya (Fyson 1985). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi desain kapal ikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Sumber daya yang tersedia
2.      Alat dan metode penangkapan
3.      Karakteristik geografi suatu daerah penangkapan
4.      Seaworthiness kapal dan keselamatan anak buah kapal
5.      Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan desain kapal ikan
6.      Pemilihan material yang tepat untuk kontruksi
7.      Penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan dan
8.      Faktor-faktor ekonomi
Sesuai dengan perbedaan jenis kapal perikanan, maka desain dan konstruksi kapal dibuat berbeda-beda dengan memperhatikan syarat teknis pengoperasian kapal perikanan tersebut.

2.1.2        Karakteristik kapal perikanan
Kapal perikanan juga memiliki karakteristik yang dapat membedakan kapal perikanan dengan kapal lainnya (Ayodhyoa 1972)
1.      Kecepatan kapal
Kecepatan yang dibutuhkan kapal perikanan disesuaikan dengan kebutuhan penangkapan.
2.      Olah gerak kapal
Olah gerak khusus yang dilakukan secara baik pada saat pengoperasian. Hal tersebut meliputi kemampuan steerability yang baik, radius putaran (turning cycle), dan daya dorong (propulsive engine) yang dapat mudah bergerak maju dan mudur.
3.      Kelayak lautan kapal
Meliputi hal seperti ketahanan dalam melawan kekuatan angin dan gelombang, stabilitas yang tinggi yang tinggi, serta daya apung yang cukup. Hal ini diperlukan untuk menjamin dalam pelayaran dan operasi penangkapan ikan.
4.      Luas lingkup area pelayaran
Luas lingkup yang dimaksud adalah luas area pelayaran yang ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan, daerah, musim ikan, dan migrasi.
5.      Konstruksi
Konstruksi kapal perikanan yang kuat sangat diperlukan karena dalam operasi penangkapan ikan, kapal akan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah. Kontruksi kapal harus mampu menahan getaran mesin yang timbul.

6.      Mesin penggerak
Kapal perikanan membutuhkan tenaga mesin penggerak yang cukup besar, tetapi volume mesin dan getaran yang dihasilkan diusahakan harus kecil.
7.      Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan
Umumnya kapal ikan dilengkapi dangan fasilitas penyimpanan seperti: cool room, freezing room, processing machine.
8.      Mesin bantu penangkapan (fishing equipment)
Fishing equipment berbeda untuk setiap kapal, tergantung dari jenis alat tangkap yang digunakan.

2.1.3    Syarat-syarat kapal perikanan
Nomura dan Yamazaki (1977) menjelaskan tentang syarat-syarat yang harus dimiliki dan perencanaan pembangunan kapal perikanan agar dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan standar Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki kekuatan struktur badan kapal.
2.      Memiliki keberhasilan operasi penangkapan ikan.
3.      Memiliki stabilitas yang tinggi. dan
4.      Memiliki fasilitas penyimpanan hasil hasil tangkapan ikan.

2.2  Jaring Insang ( Gill Net )
Gill net sering disebut juga sebagai “jaring insang”. Dalam bahasa Jepang, gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net, ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di indonesia, penanaman gill net ini ber aneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring karo, jaring udang, dan sebagainya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhyoa 1981).
Pengertian dari jaring insang (gil net) yang umum berlaku di Indonesia adalah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian utama ukurannya sama, jumlah mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal / Mesh Length (ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam / Mesh Dept (MD). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan di bagian bawah dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers) sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak (Ayodhyoa 1981).  Gill net disajikan pada Gambar 2



 


Gambar 2 Bagian gill net (Stewart 1986)

2.2.1        Metode pengoperasian gill net
Sebelum operasi penangkapan di mulai, semua peralatan dan perbekalan yang diperlukan untuk menangkap ikan dengan menggunakan gill net harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya. Metode operasi penangkapan ikan dengan menggunakan gill net dibagi menjadi tiga tahap, yaitu “setting”, “immersing”, dan “hauling (Ayodhyoa 1981).
1.      Lama penebaran jaring “setting
2.      Lama perendaman jaring “immersing
3.      Lama penarikan jaring “hauling

2.2.2    Konstruksi gill net
Menurut Ayodhyoa (1974) bahwa konstruksi umum gill net ialah jaring yang berbentuk persegi panjang yang mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju ke atas dan sinking force dari sinker diditambah dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terbentang. Detail konstruksi, kedua ujung jaring diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring. Karakteristik, gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung yang terbuat dari plastik, pemberat pemberat yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah yang bahannya terbuat dari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.

2.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelelitian yang berkaitan dengan konstruksi kapal perikanan sebelumnya telah dilakukan oleh Deni Ramadhani (2004) dengan judul ”Keragaan Dimensi dan Koefisien Bentuk Badan Kapal Ikan di Beberapa Daerah di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kapal-kapal ikan memiliki dimensi dan koefisien bentuk yang belum sesuai dengan nilai acuanyang ada.

3 METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2014 yang bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dimulai dari tahap penyusunan proposal, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian analisis data dan penulisan skripsi. Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan pada  Tabel 1.

No
Kegiatan
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1
Penyusunan proposal





2
Persiapan penelitian





3
Pelaksanaan penelitian





4
Analisis data





5
Penulisan Skripsi






3.2  Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan pada saat penelitian yaitu: Alat ukur panjang (meteran) untuk mengukur panjang kapal, lebar kapal dan dalam kapal, alat tulis, untuk mencatat data-data yang di peroleh dari lapangan, laptop atau computer, untuk mengolah data dan membuat tabel dan kamera, untuk mengambil gambar pada saat di lapangan.

3.3  Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survey dan observasi lapang, Metode digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang gambaran desain dan konstruksi dari kapal yang akan diteliti, dengan mewawancarai langsung si pemilik kapal dan langsung mengukur konstruksi kapal yang berada di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan Banten.

3.4  Metode Pengumpulan Data
Pengamatan ini akan mulai dilakukan pada saat datang ke pelabuhan perikanan dan mengelompokan kapal gill net yang berada di pelabuhan, dan mengukur bagian-bagian utama kapal, seperti panjang, lebar, dan dalam kapal, serta mesin dan dimensi alat tangkap yang digunakan di kapal tersebut.

3.5  Analisis Data
3.5.1 Hubungan antara kapal dengan alat tangkap
Hubungan antara kapal dengan alat tangkap sangatlah berhubungan dan saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Karena konstruksi atau desain kapal akan memudahkan atau tidaknya pengoperasian suatu alat tangkap. Mulai dari penebaran jaring (setting), lama perendaman jaring (immersing), dan penarikan jarring (hauling).

            3.5.2 Bagian-bagian kapal
Kapal pada umumnya mempunyai kerangka atau bagian-bagian utama seperti yang disajikan pada Gambar 3  


 
Gambar 3 Bagian-bagian utama kapal perikanan (Rahman 2009)
3.5.3 Dimensi utama kapal
            Kapal memiliki dimensi-dimensi utama, dan bagian-bagian khusus pada perdimensinya, seperti
1)      Panjang Kapal
a)      LOA ( Length Over All )
b)      LPP atau LBP ( Length Perpendicular atau Length Between Perpendicular )
c)      LWL ( Length of Water Line )
2)      Lebar Kapal
a)      Bmax ( Breadth maksimum )
b)      Bmoulded ( Breadth moulded  )
3)      Dalam/Tinggi Kapal
a)      D ( Depth )
b)      d ( draft )








Gambar 4 Dimensi utama kapal (Muharam 2011)


DAFTAR PUSTAKA

Agustinus P. Anung. 1993. Pembuatan Kapal Penangkapan Ikan Dari Kayu Oleh Galangan Tradisional di Labuan-Jawa Barat. Jakarta: Balikanlut. 10 hal.

Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97 hal.

Fauziyah, dkk. 2011. Model Produktivitas Hasil Tangkapan Bottom Gill Net di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Vol. 14 No. 3 : 56-60.

Ginting N. Rio Fani. 2011. Kondisi Dan Potensi Pengembangan Kepelabuhanan Perikanan Di Kabupaten Subang. (Skripsi). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. 129 hal.

Muhuram, Syamsul Arif. 2011. Desain dan Konstruksi Kapal Fibreglass di PT.Carita Boat Indonesia Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten. (Skripsi). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. 81 hal.

Nomura, M dan T Yamazaki. 1977. Fishing Techniques. Tokyo : Japan International cooperation agency (JICA) hal 175-206.  

Rahman, A.F. 2009. Tingkat Keakurasian Konstruksi Gading-gading Kapal Kayu Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.


Ramadhani, D. 2004. Keragaan Dimensi dan Koefisien Bentuk Badan Kapal Ikan di Beberapa Daerah di Indonesia. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.


Dimohon masukan nya untuk usulan penelitian saya ini...
Terima Kasih